KLIK SATU IKLAN UNTUK MELANJUTKAN

Jurnal Analisis Semiotik Model Roland Barthes

Kajian Analisis Semiotik Model Roland Barthes dan Model Wacana Van Dijk
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Film Indonesia sekarang ini adalah kelanjutan dari tradisi tontonan rakyat sejak masa tradisional, dan masa penjajahan sampai masa kemerdekaan. Untuk meningkatkan apresiasi penonton film Indonesia adalah dengan menyempurnakan permainan trik-trik serealistis dan sehalus mungkin, seni akting yang lebih nyata, pembenahan struktur cerita, pembenahan setting budaya yang lebih dapat dipertanggung jawabkan, penyuguhan gambar yang lebih estetis dan sebagainya.
Menurut Onong Uchjana, “film adalah cerita singkat yang ditampilkan dalam bentuk gambar dan suara yang dikemas sedemikian rupa dengan permainan kamera, teknik editing, dan scenario yang ada sehingga membuat penonton terpesona”1.
Film sendiri merupakan gambar hidup, yang juga sering disebut movie. Film secara kolektif sering disebut sinema. Gambar hidup adalah bentuk seni, bentuk populer dari hiburan dan juga bisnis. Film dihasilkan dengan rekaman dari orang lain dan benda (termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera, atau oleh animasi.
Dalam perkembangannya film tidak hanya dijadikan sebagai media hiburan semata tetapi juga digunakan sebagai alat propaganda, terutama menyangkut tujuan sosial atau nasional. Berdasarkan pada pencapaiannya yang menggambarkan realitas, film dapat memberikan imbas secara emosional dan popularitas. Karena film mempunyai pengaruh besar terhadap jiwa manusia, sehubungan dengan ilmu jiwa sosial terdapat gejala apa yang disebut identifikasi psikologis. Kekuatan dan kemampuan sebuah film menjangkau banyak segmen sosial, membuat film memiliki potensi untuk mempengaruhi khalayak. Film merupakan dokumen kehidupan sosial sebuah komunitas yang mewakili realitas kelompok masyarakat. Baik realitas bentuk imajinasi ataupun realitas dalam arti sebenar nya. Perkembangan film begitu cepat dan tidak terprediksi, membuat film kini disadari sebagai fenomena budaya yang progresif.
Penayangan film Ayat-Ayat Cinta di studio 21 menjadi magnet yang begitu dahsyat. Sejak awal penayangannya 28 Februari XXXX, ribuan pengunjung dari kalangan tua maupun muda larut dalam penasaran kedahsyatan film yang sarat pesan moral islami. Bahkan di hari pertama hingga keempat penayangan film ini, para penonton telah memesan tiket terlebih dulu, baru bisa menonton. Itu pun mereka harus menunggu pada penayangan selanjutnya. Diperkirakan 700-1000 orang menyaksikan film yang mengadopsi novel karangan Habiburrahman El-Shirazy.
Memang jika dibandingkan dengan film-film produksi Indonesia lainnya, film ini sangat bagus untuk standarisasi film nasional, film Ayat-Ayat Cinta sudah bisa dikatakan membawa sebuah warna baru dalam industri perfilman di Indonesia.
Berawal dari Novel Ayat-ayat Cinta yang ditulis oleh seorang novelis sekaligus sarjana lulusan Universitas Al Azhar, Habiburrahman El Shirazy, adalah sebuah novel roman Islami yang menyajikan nilai-nilai ajaran Islam dengan gaya artistik yang sangat berbeda dengan novel Islami yang selama ini telah banyak dihasilkan. Novel setebal 411 yang diterbitkan pertama kali pada bulan Desember 2004 dan cetakan keduanya menyusul pada Januari 2005.
Ayat-Ayat Cinta, adalah sebuah film yang sarat pesan moral islami. Banyak hal yang bisa penonton temukan dalam film tersebut. Antara lain nilai-nilai ajaran agama, khususnya Islam, hubungan sosial dan budaya, juga masala h percintaan dalam kehidupan kaula muda pada khususnya, dapat dikatakan tidak hanya sebagai sebuah film cinta (seperti tergambar dalam judul), tapi juga dapat dikatakan sebagai sebuah film religi dan juga film budaya.
Berangkat dari fenomena tersebut, peneliti memutuskan untuk melakukan kajian lebih mendalam lagi tentang film Ayat-Ayat Cinta dalam rangka memahami makna Pesan Moral Islam i yang terkandung dalam film tersebut dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana makna Pesan Moral Islami dalam film Ayat-Ayat Cinta yang ditandai dengan gambar, bahasa, dan pesan lisan?
2. Bagaimana model pengungkapan pesan lisan dalam film Ayat-Ayat Cinta?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini Bertujuan:
1. Memahami makna Pesan Moral Islami dalam film Ayat-Ayat Cinta yang ditandai dengan gambar, bahasa, dan pesan lisan.
2. Memahami model pengungkapan pesan lisan dalam film Ayat-Ayat Cinta.

D. Manfaat Penelitian
Secara Teoritis :
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah khasanah keilmuan dalam bidang Ilmu Komunikasi yang terkait dengan ilmu semiotika.
Secara Praktis:
Manfaat secara praktis antara lain :
1. Untuk dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi para praktisi pembuat film, agar dapat membuat film yang lebih kreatif, sarat makna dan sesuai dengan etika budaya masyarakat Indonesia.
2. Dapat digunakan sebagai salah satu pendukung evaluasi kelebihan dan kekurangan film yang telah dibuat sebelumnya, sehingga untuk kedepannya dapat menghasilkan film yang lebih berkualitas.

E. Definisi Konsep
Agar terarah pada tujuan penelitian dan tidak terjadi kesalahpahaman atau kesinampangan dalam memahami isi skripsi ini, maka perlu adanya pembatasan pengertian yang menjadi bahasan pada judul.
1. Moral, ajaran tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan (akhlak)2. Akhlak merupakan suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran3. Moral berkaitan dengan disiplin dan kemajuan kualitas perasaan, emosi, dan kecenderungan manusia. Nilai-nilai moral diartikan sebagai berfikir, berkata dan bertindak baik.
2. Islami disini adalah sikap atau perilaku dalam konteks pergaulan yang sesuai dengan syariat Islam.
3. Film Ayat-ayat Cinta, adalah sebuah film Indonesia karya Hanung Bramantyo yang dibintangi oleh Fedi Nuril, Rianti Cartwright, Carissa Putri, Zaskia Adya Mecca, dan Melanie Putria. Film ini merupakan film religi hasil adaptasi dari sebuah novel best seller karya Habiburrahman El Shirazy berjudul Ayat Ayat Cinta , dan melakukan penaya ngan perdana dan serentak diseluruh bioskop di Indonesia pada tanggal 28 Februari XXXX. Walaupun kisah dalam film dan novel Ayat-Ayat Cinta berlatarkan kehidupan di Kairo, namun proses pengambilan gambar tidak dilakukan di kota tersebut.
4. Semiotika secara epistimologis menurut Roland Barthes adalah : Istilah semiotik berasal dari kata Yunani semeion yang berarti “tanda”. Tanda disini didefinisikan sebagai sesuatu atas dasar konvensial sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain. Sedangkan secara terminologis dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas obyek-obyek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda. Dimana aliran konotasi pada waktu mene laah sistem tanda tidak berpegang pada makna primer, tetapi melalui makna konotasi. 4
5. Analisis Wacana adalah : Studi tentang struktur pesan dalam komunikasi yang menelaah aneka fungsi (pragmatik) bahasa. Dalam upaya menganalisis unit bahasa yang lebih besar dari kalimat tersebut, analisis wacana tidak terlepas dari pemakaian kaidah berbagai cabang ilmu bahasa, seperti halnya semantic, sintaksis, morfologi dan fonologi.5 Dengan demikian, Pesan Moral Islami yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah suatu pelajaran atau pengetahuan tentang akhlak yang baik dan benar dalam pergaulan menurut Islam yang ingin disampaikan kepada penonton khususnya kaum muda, lewat media sinema berupa film yang berjudul “Ayat-Ayat Cinta”, dengan menggunakan analisis semiotik Roland Barthes dan analisis wacana Van Dijk sebagai kajian penelitian, untuk memahami makna Pesan Moral Islami dan model pengungkapan Pesan Lisan yang ada dalam film religi tersebut.

F. Sistematika Pembahasan
Berikut sistematika pembahasan skripsi yang berjudul Pesan Moral Islami dalam film Ayat-Ayat Cinta (studi Analisis Semiotik Roland Barthes).
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam pendahuluan ini mengungkap tentang fenomena kesenjangan yang melatarbelakangi sebuah penelitian dan batasan pembahasan penelitian yang meliputi : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Konsep, dan Sistematika Pembahasan.
BAB II : KERANGKA TEORITIK
Kerangka Teoritik menguraikan tentang beberapa hal yang menyangkut tentang pembahasan dalam skripsi ini. Bab ini memiliki empat pokok bahasan yaitu; kajian pustaka, kajian teoritik dan penelitian terdahulu yang relevan.
BAB III : METODE PENELITIAN
Metode penelitian dalam penelitian ini menjelaskan beberapa variabel penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Dalam metode penelitian, variabelvariabel ini meliputi: Pendekatan dan Jenis Penelitian, Unit Analisis, dan Tahapan Penelitian.
BAB IV : PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA
Pembahasan tentang penyajian data yang berkaitan dengan penelitian pada bab ini bertujuan untuk memahami segala yang berkaitan dengan obyek penelitian yang meliputi : Deskripsi Obyek Penelitian, Penyajian Data, Analisis Data dan Pembahasan.
BAB V : PENUTUP
Penutup berupa kesimpulan dan saran penelitian. Menyajikan inti dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan mengungkapkan saran-saran tentang beberapa rekomendasi untuk dilakukan pada penelitian selanjutnya.

Resum Mata Kuliah

Resum Mata Kuliah